Suatu waktu yang tidak jelas detiknya, wanita bercadar ditepi pelabuhan kecil menatap dalamdalam awan dihadapannya. Dia melihat sesuatu dihadapannya itu layaknya fiksi. Dia nengambil sebuah pena dan dia melukis apa yang dia rasakan, dengarkan, bahkan dia lihat.
Ada suatu cerita tentang wanita berkacamata, wanita berkacamata selalu menepatkan lensa dimatanya agar dia tau apa yg ada dihadapannya. Wanita bermata empat itu mengenal sesosok lelaki lewat dunia hampa. Dunia yang menjadi suatu trend dimasa kalangan remaja.
Aneh? Ya mungkin memang sangat aneh ..
Berjanji dengan nafas bukan ucapan. Dia mencintai suara itu hingga sampai disuatu tempat mereka bertemu tanpa ada kata takut.
Cinta bukan hal yang ditakutkan tapi kehilangan cinta benar-benar hal yang sangat menakutkan
Wanita berkacamata mencintainya dibalik lensa yang dipakainya tanpa tau lelaki itu tidak membalas semuanya.
Ketika lensa itu kabur wanita mulai merasakan hal yang sakit. Karena cinta lelaki itu lama kelamaan kabur dihadapannya ..
Dia bukan tidak mengerti bagaimana cara untuk membetulkan lensanya, tapi dia sangat mengerti bahwa lensa itu lebih lama menemaninya daripada lelaki itu.
Bertahun keperihan itu dirasakan di ujung lensa, kadang air mata mengalir dan kadang mata tidak melihat lagi sesosok itu.
Apa yang terjadi?
Wanita berkacamata bukan wanita baik yang akan neminta maaf.
Dia juga bukan wanita bijak yang akan memaafkan, bukan wanita sungkan yang ingin dimaafkan tapi dia wanita tabah yang ingin melupakan rasa sakit dilensa itu.
Hingga suatu hari dia mengganti lensa di kedua matanya dan dia melihat lelaki nya bukanlah yang iya kenal .
Lelaki itu pergi dengan wanita tanpa lensa.
Inikan perjuangan wanita berkacamata?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar